Real Madrid boleh-boleh saja memberi tawaran paling menggiurkan agar Tottenham Hotspur melepas Gareth Bale. Namun, dilansir BBC, Spurs siap menolak transfer sebesar 98,5 juta Euro untuk sang penyihir Wales. Tangan dingin dan ketenangan Florentino Perez dalam merayu para bintang berbaju Los Blancos, kembali diuji untuk mencari titik terang transfer ini.

Disebutkan Marca, sebenarnya absennya Gareth Bale dalam Barclays Asia Trophy bukanlah karena cedera. Melainkan sebuah pesan keras kepada Daniel Levy agar bersedia membuka negoisasi dengan Real Madrid yang menginginkannya. Apa pun yang terjadi, dan seberapa pun hilangnya mood Bale untuk bermain untuk Spurs, kali ini sang bos Tottenham yang sementara memegang kendali.

Tahun lalu, Daniel Levy sukses menguji kesabaran para petinggi Real Madrid. Embusan perekrutan Luka Modric yang santer sepanjang musim panas, baru bisa dilakukan pada 27 Agustus 2012 setelah Los Blancos berani mengucurkan dana 33 juta Euro. Keadaan yang sama barangkali juga bisa dilakukan dalam kasus Gareth Bale.

Florentino Perez membutuhkan Gareth Bale untuk pencapaian pribadinya. Kehadiran Bale, sebagai salah satu bintang nomor satu, setidaknya akan mengimbangi Barcelona yang sebelumnya sukses memboyong Neymar. Apalagi dalam beberapa ujicoba, Carlo Ancelotti mencoba formasi 4-3-2-1 dengan meletakkan Cristiano Ronaldo pada posisi yang tidak biasa, seolah 'menciptakan kekosongan' yang kemudian akan diisi oleh pria Wales.

Boleh dikatakan, saat ini, transfer Bale macet di tengah jalan. Namun, keadaan bisa sewaktu-waktu berubah jika Levy benar-benar 'hanya' ingin mengetes Real Madrid. Ditambah, kenyataan bahwa Florentino Perez adalah tipikal pria yang tidak bisa berhenti ketika keinginannya sudah dimulai.

Lionel Messi saat ini adalah pemain nomor satu dunia, dan Neymar masih membutuhkan banyak waktu untuk menjadi pesepakbola yang sekelas King Leo. Demikian yang disampaikan oleh Muricy Ramalho, mantan pelatih Neymar dan Santos.

Ramalho sendiri tidak percaya bahwa akan terjadi masalah antara Lionel Messi dan Neymar dalam bekerjasama di lini depan Barcelona. Pria berusia 57 tahun menegaskan Neymar tahu diri tentang posisinya seperti apa di klub Catalan.

"Duo Messi dan Neymar akan mampu bekerjasama, tidak akan ada masalah. Neymar adalah anak baik dan memiliki banyak respek untuk Messi," sebutnya untuk La Xarxa.

"Lionel Messi masihlah yang terdepan di dunia saat ini. Tapi, dengan tumbuh dan berkembang di Barcelona. Neymar akan membuka jalan yang cukup panjang untuk menyetarai Leo."

Ramalho tidak takut Neymar akan bermasalah dengan adaptasi di Barcelona. Apalagi dalam sejarah, ia juga bukan bintang Brazil pertama yang berkostum klub Catalan. Bahkan Muricy Ramalho kemudian membandingkan mantan anak asuhnya dengan Ronaldinho, pria yang menjadi idola fans Barca pada pertengahan dekade 2000-an.

"Neymar memiliki hal yang membuatnya mirip dengan Ronaldinho. Secara teknis mirip dengannya. Ia adalah tipe pemain yang dapat melakukan hal yang tak pernah terbayangkan," tutup Ramalho.

Neymar sendiri sudah bergabung dengan rekan-rekan barunya di Barcelona. Juara Liga Spanyol akan berhadapan dengan Lechia Gdansk (Polandia) pada 31 Juli 2013 mendatang. Ajang pemanasan sebelum mereka bertempur melawan Santos di Trofi Joan Gamper.

Real Madrid boleh-boleh saja memberi tawaran paling menggiurkan agar Tottenham Hotspur melepas Gareth Bale. Namun, dilansir BBC, Spurs siap menolak transfer sebesar 98,5 juta Euro untuk sang penyihir Wales. Tangan dingin dan ketenangan Florentino Perez dalam merayu para bintang berbaju Los Blancos, kembali diuji untuk mencari titik terang transfer ini.

Disebutkan Marca, sebenarnya absennya Gareth Bale dalam Barclays Asia Trophy bukanlah karena cedera. Melainkan sebuah pesan keras kepada Daniel Levy agar bersedia membuka negoisasi dengan Real Madrid yang menginginkannya. Apa pun yang terjadi, dan seberapa pun hilangnya mood Bale untuk bermain untuk Spurs, kali ini sang bos Tottenham yang sementara memegang kendali.

Tahun lalu, Daniel Levy sukses menguji kesabaran para petinggi Real Madrid. Embusan perekrutan Luka Modric yang santer sepanjang musim panas, baru bisa dilakukan pada 27 Agustus 2012 setelah Los Blancos berani mengucurkan dana 33 juta Euro. Keadaan yang sama barangkali juga bisa dilakukan dalam kasus Gareth Bale.

Florentino Perez membutuhkan Gareth Bale untuk pencapaian pribadinya. Kehadiran Bale, sebagai salah satu bintang nomor satu, setidaknya akan mengimbangi Barcelona yang sebelumnya sukses memboyong Neymar. Apalagi dalam beberapa ujicoba, Carlo Ancelotti mencoba formasi 4-3-2-1 dengan meletakkan Cristiano Ronaldo pada posisi yang tidak biasa, seolah 'menciptakan kekosongan' yang kemudian akan diisi oleh pria Wales.

Boleh dikatakan, saat ini, transfer Bale macet di tengah jalan. Namun, keadaan bisa sewaktu-waktu berubah jika Levy benar-benar 'hanya' ingin mengetes Real Madrid. Ditambah, kenyataan bahwa Florentino Perez adalah tipikal pria yang tidak bisa berhenti ketika keinginannya sudah dimulai.

Berita duka kembali menghampiri dunia sepakbola. Setelah kehilangan Sekou Camara, striker Pelita Bandung Raya yang meninggal akibat serangan jantung saat sedang berlatih, kini ajal menjemput Christian Benitez, striker internasional Ekuador yang menghembuskan nafas terakhirnya di usia 27 tahun, Senin (29/7/2013). Benitez diberitakan mengalami serangan jantung yang kemudian membuat hidupnya berakhir di usia yang masih muda.

"Federasi Sepakbola Ekuador menyampaikan ucapan tulus dan simpati pada anggota keluarga, orang tua, istri, anak, serta teman-teman dari striker kami, Christian Benitez," rilis pernyataan resmi FEF.

Ironisnya, Benitez meninggal setelah baru beberapa pekan bergabung dengan klub Qatar, El Jaish. Benitez didatangkan El Jaish dari Club America dengan transfer 10 juta pounds.

"Klub mengucapkan belasungkawa yang tulus pada keluarga pemain. Benitez baru bergabung dengan klub dari Club America dengan kontrak tiga musim. Ia pertama kalinya bermain bagi klub melawan Qatar Sports Club di Sheikh Jassem Cup dan tidak mengeluh mengenai kesehatannya," ucap kubu El Jaish.

"Kepergiannya yang mendadak membuat semua elemen di klub ini merasa shock. Ia adalah pemain yang meski baru kemarin berada disini, sudah menunjukkan karakter dan moral yang bagus."

Benitez (kuning), bersama Ekuador menghadapi Peru dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2014 bulan lalu.

Fakta bahwa Benitez pernah merumput di Liga Inggris bersama Birmingham City pada 2009-2010 membuat klub dan eks rekan setimnya juga tak percaya bahwa Benitez telah tiada. Pihak Birmingham kabarnya juga akan memberikan penghormatan khusus bagi Chucho saat mereka menjamu Watford di St. Andrews Stadium akhir pekan ini.

Chucho memang dikenal sebagai striker yang tajam. Tengok saja catatannya selama berkarier bersama El Nacional (84 main, 29 gol), Santos Laguna (95 main, 51 gol), Birmingham City (30 main, 3 gol), Club America (79 main, 52 gol), serta Timnas Ekuador (58 main, 24 gol).

The thoughts of all at Birmingham City Football Club are with the friends and family of Chucho following this very sad news. #RIP

— Birmingham City FC (@BcfcDotCom) July 29, 2013

The club will be looking to mark the passing of Chucho at St. Andrew’s ahead of this Saturday’s fixture against Watford. #BCFC #RIP

— Birmingham City FC (@BcfcDotCom) July 29, 2013

Hermano por favor alguien que lo diga que no por favor pic.twitter.com/1Qj3SiyXNq

— Antonio Valencia (@7AntoV) July 29, 2013

Can’t believe Christian Benitez aka chucho has died had the pleasure to play with him he was a top bloke. My thoughts go out to his family

— Craig Gardner (@CraigGards8) July 29, 2013

Rip chucho pic.twitter.com/QFaIVgpMJE

— Craig Gardner (@CraigGards8) July 29, 2013

Triste noticia la muerte dl futbolista Christian Benítez.Mucha fuerza a sus familiares y a todo el pueblo Ecuatoriano.Te extrañaremos Chucho

— Radamel Falcao (@FALCAO) July 29, 2013

Rest in Peace, Chucho!

Cristiano Ronaldo kemungkinan besar akan menempati posisi mirip dengan Lionel Messi dalam Real Madrid era Carlo Ancelotti. CR7 memang tidak akan murni menjadi penyerang tengah, tapi ia menjadi target-man Los Blancos sejak musim ini.

Selama masa kepelatihan Manuel Pellegrini dan Jose Mourinho, Cristiano Ronaldo ditempatkan sebagai sayap kiri dalam formasi 4-2-3-1. Perbedaannya, di masa The Special One, cakupan daerah Ronaldo semakin meluas dan ini berpengaruh besar pada koleksi golnya yang terus stabil di atas angka 50 per musimnya.

Menyadari naluri gol Cristiano Ronaldo yang luar biasa, Carlo Ancelotti bisa mencoba beberapa alternatif. Pertama, memasangnya sebagai penyerang murni jika Karim Benzema cedera atau bermasalah. Atau, bermain sebagai salah satu dari dua gelandang serang dalam skema yang sama, 4-3-2-1. Dari dua alternatif ini, peran CR7 ibarat Lionel Messi, menjadi senjata pamungkas untuk menuai gol-gol demi Real Madrid.

Perbedaannya, dalam skema Barcelona, Lionel Messi menjadi Nomor 9 Palsu. Posisi yang membuat para penyerang sedikit lebih melebar dan melayani kehausan gol Leo. Sementara, meski sama-sama menjadi ujung pangkal serangan, CR7 tetap saja memiliki seorang Karim Benzema di depannya.

Tak kalah penting, peran Cristiano Ronaldo ketika Real Madrid tertekan atau bertahan, akan sedikit berkurang. Jika Jose Mourinho juga menugasi Ronaldo untuk menjadi orang pertama yang menahan gempuran bek kanan lawan, maka lain ceritanya dengan Carlo Ancelotti. Ketika bertahan, Madrid akan memakai formasi 4-4-1-1, dan dengan diletakkan sebagai 'penghubung' gelandang dan striker, CR7 tak perlu lagi repot-repot membantu pertahanan Los Blancos.

Neymar akhirnya benar-benar mendarat di Barcelona. Pria yang diboyong dari Santos dengan transfer sebesar 57 juta Euro itu langsung mengunggah foto latihan perdananya untuk klub Catalan di akun twitter.

"Mimpiku jadi nyata. Terima kasih Tuhan," demikian yang disampaikan bintang Brazil di Piala Konfederasi 2013.

Lebih istimewa lagi, dalam foto tersebut Neymar tampak berdekatan dengan sosok idola sekaligus tokoh utama di klub barunya, Lionel Messi. Kedekatan ini seolah digunakan untuk membantah kemungkinan terjadinya perpecahan di lini depan Barca karena kehadiran Ney.

Bintang Brazil sendiri dipastikan ikut dalam perjalanan Barcelona ke Polandia untuk menghadapi Lechia Gdansk. Sebelumnya, laga ini ditunda karena ketika itu Barca tengah dalam situasi genting setelah Tito Vilanova mengundurkan diri untuk bertarung melawan kanker kelenjar parotisnya.

Uniknya, Neymar menjadi satu-satunya pemain Barca yang terlibat dalam Piala Konfederasi 2013, yang dibawa ke Polandia. Para pemain sisanya, baik wakil Brazil maupun Spanyol, tetap bertahan di Barcelona dan akan menjalani sesi latihan bersama pelatih baru Tata Martino. Tentunya, Tata tidak akan berangkat ke Polandia. Ia akan 'diwakili' oleh duo asisten Tito Vilanova terdahulu, Jordi Roura dan Rubi.

21 pemain Barcelona yang dibawa untuk menghadapi Lechia Gdansk adalah: Pinto, Oier, Montoya, Bartra, Adriano, Song, Sergi Roberto, Dos Santos, Messi, Tello, Neymar, Alexis, Sergi Gómez, Planas, Juan Román, Dani Nieto, Bagnack, Samper, Ilie, Patric, Dongou, Espinosa, dan Kiko Femenía.

Kekecewaan besar tengah dirasakan Pepe Reina pada para petinggi Liverpool terkait peminjaman dirinya ke Napoli. Apa yang membuat kiper plontos itu kecewa adalah manajemen Liverpool tak mengajaknya berbicara dulu mengenai hal itu dan langsung memutuskan sepakat untuk mengirim kiper berusia 30 tahun itu ke San Paolo untuk bereuni dengan Rafael Benitez.

Reina menumpahkan semua unek-uneknya terkait "transfer sepihak" ini dalam surat terbuka di situs resminya, www.pepereina25.com. Dalam surat tersebut, Reina mengaku bahwa salah satu penyesalan yang pernah ia dapat adalah pergi meninggalkan Liverpool dengan cara menyakitkan seperti ini.

Berikut adalah beberapa kutipan dalam surat terbuka yang dirilis oleh Reina:

"Ini adalah perasaan aneh bagi saya karena musim depan saya tidak memakai jersey Liverpool, seperti dalam delapan tahun terakhir. Klub, staf, kota Liverpool, orang-orangnya, dan fans disini berperan besar dalam hidup saya. Saya mungkin tidak banyak memenangi gelar dan medali sejak bergabung pada 2005 lalu. Tapi pengalaman bahwa saya menjadi bagian dari klub ini lebih penting daripada trofi juara.

Saya paham benar fans disini bisa mengangkat semangat dan menginspirasi tim untuk melakukan hal spesial. Atmosfer yang tercipta di Anfield memang unik. Saya juga merasa bangga karena menjadi bagian untuk memperjuangkan keadilan bagi 96 korban Tragedi Hillsborough. Itu semua menunjukkan bahwa orang-orang disini selalu berjuang untuk apa yang mereka yakini.

Sayangnya, saya tidak akan bisa melakukan hal-hal itu lagi musim depan tapi saya yakin rekan setim akan bisa melakukannya. Akan menjadi sesuatu yang menyenangkan jika Liverpool bisa kembali ke tempat dimana seharusnya mereka berada, bersaing meraih gelar dan kembali ke empat besar. Meskipun saya pergi ke klub lain dengan pemilik baru, manajer baru, rekan setim baru, dan tantangan baru, saya percaya Liverpool akan sanggup kembali ke level tersebut.

Pergi dari Liverpool bukanlah keputusan yang saya ambil. Namun saya harus menerima apapun keputusan yang diambil klub untuk saya. Mereka mengontrak saya, memainkan saya, memberi saya pengalaman berharga dalam hidup, dan juga memperhatikan saya. Jika klub berpikir pindah ke Napoli adalah keputusan terbaik untuk saya, maka saya menerimanya.

Tapi saya punya satu kekecewaan, yaitu cara saya pergi dari Liverpool. Memang jadi sesuatu yang mengecewakan karena manajemen Liverpool sepakat meminjamkan saya ke Napoli tanpa berbicara dengan saya terlebih dulu.

Saya berkata pada manajer jika saya harus pergi, maka saya ingin ke Barcelona jika memang ada kesempatan. Jika peluang itu tidak ada, maka saya dengan senang hati siap bertarung memperebutkan tempat di tim utama Liverpool. Jadi saya benar-benar terkejut karena klub justru mengirim saya ke Napoli."

Kekecewaan besar tengah dirasakan Pepe Reina pada para petinggi Liverpool terkait peminjaman dirinya ke Napoli. Apa yang membuat kiper plontos itu kecewa adalah manajemen Liverpool tak mengajaknya berbicara dulu mengenai hal itu dan langsung memutuskan sepakat untuk mengirim kiper berusia 30 tahun itu ke San Paolo untuk bereuni dengan Rafael Benitez.

Reina menumpahkan semua unek-uneknya terkait "transfer sepihak" ini dalam surat terbuka di situs resminya, www.pepereina25.com. Dalam surat tersebut, Reina mengaku bahwa salah satu penyesalan yang pernah ia dapat adalah pergi meninggalkan Liverpool dengan cara menyakitkan seperti ini.

Berikut adalah beberapa kutipan dalam surat terbuka yang dirilis oleh Reina:

"Ini adalah perasaan aneh bagi saya karena musim depan saya tidak memakai jersey Liverpool, seperti dalam delapan tahun terakhir. Klub, staf, kota Liverpool, orang-orangnya, dan fans disini berperan besar dalam hidup saya. Saya mungkin tidak banyak memenangi gelar dan medali sejak bergabung pada 2005 lalu. Tapi pengalaman bahwa saya menjadi bagian dari klub ini lebih penting daripada trofi juara.

Saya paham benar fans disini bisa mengangkat semangat dan menginspirasi tim untuk melakukan hal spesial. Atmosfer yang tercipta di Anfield memang unik. Saya juga merasa bangga karena menjadi bagian untuk memperjuangkan keadilan bagi 96 korban Tragedi Hillsborough. Itu semua menunjukkan bahwa orang-orang disini selalu berjuang untuk apa yang mereka yakini.

Sayangnya, saya tidak akan bisa melakukan hal-hal itu lagi musim depan tapi saya yakin rekan setim akan bisa melakukannya. Akan menjadi sesuatu yang menyenangkan jika Liverpool bisa kembali ke tempat dimana seharusnya mereka berada, bersaing meraih gelar dan kembali ke empat besar. Meskipun saya pergi ke klub lain dengan pemilik baru, manajer baru, rekan setim baru, dan tantangan baru, saya percaya Liverpool akan sanggup kembali ke level tersebut.

Pergi dari Liverpool bukanlah keputusan yang saya ambil. Namun saya harus menerima apapun keputusan yang diambil klub untuk saya. Mereka mengontrak saya, memainkan saya, memberi saya pengalaman berharga dalam hidup, dan juga memperhatikan saya. Jika klub berpikir pindah ke Napoli adalah keputusan terbaik untuk saya, maka saya menerimanya.

Tapi saya punya satu kekecewaan, yaitu cara saya pergi dari Liverpool. Memang jadi sesuatu yang mengecewakan karena manajemen Liverpool sepakat meminjamkan saya ke Napoli tanpa berbicara dengan saya terlebih dulu.

Saya berkata pada manajer jika saya harus pergi, maka saya ingin ke Barcelona jika memang ada kesempatan. Jika peluang itu tidak ada, maka saya dengan senang hati siap bertarung memperebutkan tempat di tim utama Liverpool. Jadi saya benar-benar terkejut karena klub justru mengirim saya ke Napoli."

Pertandingan persahabatan antara Thailand vs Liverpool d Rajamangala National Stadium, Minggu (28/7/2013) silam, ternyata menyisakan sesuatu yang tidak mengenakkan bagi Liverpool. Ironisnya, hal tersebut justru ditimbulkan oleh fansnya sendiri yang telah mempermalukan nama besar Liverpool.

Saat itu, di dalam stadion terdapat dua fans dengan jersey Liverpool yang sedang membentangkan spanduk bertuliskan "Alex Ferguson Out Working Go To Hell (Munich, 58)".

Pesan dari spanduk tersebut sudah jelas. Kedua fans tersebut seakan kembali membuka duka yang ada di kubu Manchester United. Seperti diketahui, MU harus kehilangan delapan pemain dan tiga staf yang meninggal akibat kecelakaan pesawat di Munich pada 1958.

Sekalipun United dan Liverpool punya sejarah rivalitas yang besar, namun keduanya, baik dari pihak klub maupun fans, sepakat untuk saling menghormati tentang sejarah kelam yang dimiliki kedua kubu.

Jika United punya sejarah bernama "Munich 1958", maka Liverpool punya sejarah kelam bernama Tragedi Hillsborough pada 1989 yang menewaskan 96 fans The Reds.

Maka, tak heran jika dua fans tersebut mendapat banyak kritik tajam dari sesama fans Liverpool. Mereka dianggap telah mencoreng nama baik Liverpool. Bahkan, ada yang menganggap dua orang tersebut sebenarnya bukan fans Liverpool, melainkan "orang asing" yang sengaja memakai jersey Liverpool dan membentangkan spanduk kontroversial tersebut.

Lebih keras lagi, ada tanggapan dari fans Liverpool yang kesal dengan menyatakan bahwa dua fans dari Thailand itu dipastikan tak akan pernah bisa menyaksikan Liverpool di Anfield karena tindakan memalukan tersebut.

Pertandingan persahabatan antara Thailand vs Liverpool d Rajamangala National Stadium, Minggu (28/7/2013) silam, ternyata menyisakan sesuatu yang tidak mengenakkan bagi Liverpool. Ironisnya, hal tersebut justru ditimbulkan oleh fansnya sendiri yang telah mempermalukan nama besar Liverpool.

Saat itu, di dalam stadion terdapat dua fans dengan jersey Liverpool yang sedang membentangkan spanduk bertuliskan "Alex Ferguson Out Working Go To Hell (Munich, 58)".

Pesan dari spanduk tersebut sudah jelas. Kedua fans tersebut seakan kembali membuka duka yang ada di kubu Manchester United. Seperti diketahui, MU harus kehilangan delapan pemain dan tiga staf yang meninggal akibat kecelakaan pesawat di Munich pada 1958.

Sekalipun United dan Liverpool punya sejarah rivalitas yang besar, namun keduanya, baik dari pihak klub maupun fans, sepakat untuk saling menghormati tentang sejarah kelam yang dimiliki kedua kubu.

Jika United punya sejarah bernama "Munich 1958", maka Liverpool punya sejarah kelam bernama Tragedi Hillsborough pada 1989 yang menewaskan 96 fans The Reds.

Maka, tak heran jika dua fans tersebut mendapat banyak kritik tajam dari sesama fans Liverpool. Mereka dianggap telah mencoreng nama baik Liverpool. Bahkan, ada yang menganggap dua orang tersebut sebenarnya bukan fans Liverpool, melainkan "orang asing" yang sengaja memakai jersey Liverpool dan membentangkan spanduk kontroversial tersebut.

Lebih keras lagi, ada tanggapan dari fans Liverpool yang kesal dengan menyatakan bahwa dua fans dari Thailand itu dipastikan tak akan pernah bisa menyaksikan Liverpool di Anfield karena tindakan memalukan tersebut.

Optimisme tinggi diusung manajer Manchester United, David Moyes. Meski belum mendapat suntikan tenaga yang mumpuni untuk skuadnya, Moyes yakin MU musim depan akan tetap menakutkan dan masih akan difavoritkan untuk mempertahankan gelar yang diraih musim lalu.

Sejauh ini, United hanya kedatangan satu pemain baru dalam diri Guillermo Varela di musim panas kali ini. Sisanya adalah para pemain dari tim junior yang "naik pangkat" seperti Adnan Januzaj dan Jesse Lingard.

Sementara dari target di pasar transfer, usaha untuk memboyong Cesc Fabregas masih menemui jalan buntu. Begitu juga dengan usaha mendatangkan duo Everton, Leighton Baines dan Marouane Fellaini.

Namun nyatanya, itu semua tidak membuat Moyes takut untuk menghadapi musim depan. Moyes mengaku percaya dengan kemampuan para pemain yang ada saat ini.

"Skuad Manchester United, tanpa tambahan berarti, masih akan menjadi lawan yang sulit untuk semua tim di musim ini. Skuad saat ini adalah mereka yang memenangi Premier League dengan selisih 11 angka. Saya percaya dengan mereka," ucap Moyes.

United sendiri baru saja menyelesaikan tur pra-musim mereka di Asia. Pada pertandingan terakhir di Hong Kong kontra Kitchee SC, United menang dengan skor 2-5. Lima gol disumbangkan oleh Danny Welbeck, Chris Smalling, Fabio da Silva, Adnan Januzaj, dan Jesse Lingard.